Posisi suatu titik biasanya dinyatakan dengan
koordinat (dua dimensi atau tiga dimensi) yang mengacu pada suatu sistem
koordinat tertentu. Sistem koordinat itu sendiri didefinisikan dengan
menspesifikasi tiga parameter berikut, yaitu :
ü Lokasi
titik nol dari sistem koordinat
ü Orientasi
dari sumbu-sumbu koordinat, dan
ü Besaran
(kartesian, curvalinier) yang
digunakan untuk mendefinisikan posisi suatu titik dalam sistem koordinat
tersebut.
Setiap
parameter dari sistem koordinat tertentu dapat dispesifikasikan lebih lanjut,
dan berdasarkan pada spesifikasi parameter yang digunakan maka dikenal beberapa
jenis sistem koordinat (Abidin,2006).
Dalam penentuan posisi suatu titik di
permukaan bumi, titik nol dari sistem koordinat yang digunakan dapat berlokasi
di titik pusat massa bumi (Sistem Koordinat Geosentrik), maupun di salah satu
titik di permukaan bumi (Sistem Koordinat Toposentrik). Sistem koordinat
geosentrik banyak digunakan dalam metode-metode penentuan posisi
ekstra-terestris yang menggunakan satelit dan benda-benda langit lainnya, dan sistem
koordinat toposentrik banyak digunakan oleh metode-metode penentuan posisi
terestris.
Dilihat dari orientasi sumbunya, ada sistem
koordinat yang sumbu-sumbunya ikut berotasi dengan bumi (terikat bumi) dan ada
yang tidak (terikat langit). Sistem koordinat yang terikat bumi umumnya
digunakan untuk menyatakan posisi titik-titik yang berada di bumi, dan sistem
yang teringkat langit umumnya digunakan untuk menyatakan posisi titik dan objek
di angkasa, seperti satelit dan benda-benda langit. Dilihat dari besaran
koordinat yang digunakan, posisi suatu titik dalam sistem koordinat ada yang
dinyatakan dengan besaran-besaran sudut dan jarak seperti sistem koordinat
geodetik. (Abidin,2006).
Gambar 1. Klasifikasi Sistem Koordinat Berdasarkan Parameter
|
Sistem Koordinat
Global Geodetik
Sistem koordinat ini mengacu pada permukaan suatu
bentuk ellipsoida tertentu dan tergantung juga pada ukuran, bentuk dan
orientasi tiga dimensi ellipsoida. Dalam sistem koordinat geodetik, model
permukaan bumi didekati dengan model ellipsoida sebagai model permukaan
referensi. Posisi suatu titik pada sistem koordinat geodetik ditentukan oleh
lintang geodetik (L), bujur geodetik (B) dan tinggi di atas permukaan
ellipsoida (h), seperti dijelaskan sebagai berikut :
·
Lintang geodetik (L) dari suatu titik
adalah sudut lancip yang dibentuk oleh normal ellipsoida yang melalui titik
tersebut dengan bidang ekuator (-900≤L≤+900).
· Bujur geodetik (B) adalah sudut yang
dibentuk antara meredian lokal dengan meredian referensi, yaitu meredian Greenwich
(00≤B≤1800E
dan -1800W≤B≤00 ).
· Tinggi suatu titik di atas ellipsoida
(h) dihitung sepanjang normal ellipsoida yang melalui titik tersebut.
Sistem Koordinat
Global Kartesian 3 Dimensi
Sistem
koordinat kartesian tiga dimensi terdiri dari tiga sumbu pada arah X, Y, dan Z.
Pada
sistem koordinat kartesian tiga dimensi, posisi suatu titik ditentukan oleh
harga X, Y, dan Z dengan ketentuan sebagai berikut :
·
Titik pusat sistem koordinat kartesian
tiga dimensi terletak pada pusat bumi
·
Sumbu Z adalah garis dalam arah Conventional
Terrestrial Pole (CTP)
· Sumbu X adalah arah perpotongan meredian
Greenwich atau meredian nol CZM (Conventional Zero Meridian) yang
ditetapkan oleh BIH (Burau International de l’Heure) dan bidang ekuator
· Sumbu Y adalah garis pada bidang ekuator
yang tegak lurus pada sumbu X dan Z dengan mengikuti kaidah tangan kanan
Geometrik
Koordinat Kartesian dan Geodetik
Gambar 2. Geometrik Koordinat Kartesian dan Geodetik
|
0 komentar:
Posting Komentar