Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem komputer (SBIS)
yang digunakan untuk memasukkan (capturing),
menyimpan, memeriksa, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisis, dan
menampilkan data-data yang berhubungan dengan posisi-posisinya di permukaan bumi
[Rice20]. SIG juga dapat
didefinisikan sebagai sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data
yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi atau dengan kata lain suatu
SIG adalah suatu sistem basis
data dengan kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensi keruangan
(spasial) bersamaan dengan seperangkat operasi kerja (Barus dan Wiradisastra, 2000).
Komponen SIG
SIG merupakan salah
satu sistem yang kompleks dan pada umumnya juga (selain yang stand-alone)
terintegrasi dengan lingkungan sistem computer lainnya di tingkat fungsional
dan jaringan (network). Jika diuraikan, SIG sebagai sistem terdiri dari
beberapa komponen (sebagai berikut) dengan berbagai karakteristiknya [Gistut94]
:
a)
Perangkat Keras
Perangkat keras yang sering digunakan untuk aplikasi SIG adalah
computer (PC), mouse, monitor (plus VGA-card grafik) yang beresolusi tinggi,
digitizer, printer, plotter, receiver GPS, dan scanner.
b)
Perangkat Lunak
SIG juga merupakan sistem perangkat lunak yang tersusun secara
modular di mana sistem basis datanya memegang peranan kunci. Pada kasus
perangkat SIG tertentu, setiap sub-sistem diimplementasikan dengan menggunakan
perangkat lunak yang terdiri dari ratusan modul program (*.exe) yang
masing-masing dapat dieksekusi sendiri.
c)
Data & informasi geografi
SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan data atau informasi yang
diperlukan baik secara tidak langsung (dengan cara meng-import-nya dari
format-format perangkat lunak SIG yang lain) maupun secara langsung dengan cara
melakukan digitasi data spasialnya (digitasi on-screen atau head-ups di atas
tampilan layar monitor, atau manual dengan menggunakan digitizer) dari peta
analog dan kemudian memasukkan data atributnya dari tabel-tabel atau laporan
dengan menggunakan keyboard.
d) Manajemen
Suatu proyek SIG akan
berhasil jika dikelola dengan baik dan dikerjakan oleh orang-orang memiliki
keahlian (kesesuaian dengan job-desription yang bersangkutan) yang tepat pada
semua tingkatan.
Kemampuan SIG dapat
juga dikenali dari fungsi-fungsi analisis yang dapat dilakukannya. Secara umum,
sesuai dengan nature datanya terdapat dua jenis fungsi analisis di dalam SIG;
fungsi analisis spasial dan atribut (basis data atribut). Fungsi analisis
atribut (non-spasial) antara lain terdiri dari operasi-operasi dasar Database Management System (DBMS)
beserta perluasannya : (Eddy Prahasta 2009)
a)
Operasi-operasi dasar pengelolaan basis data antara lain mencakup
:
-
Pembuatan basis data baru (create
database)
-
Penghapusan basis data (drop
database)
-
Pembuatan tabel baru (create
table)
-
Penghapusan tabel (drop
table)
- Pengisian dan
penyisipan data (record) baru ke
dalam tabel (add record atau insert
record)
- Penambahan field baru
dan penghapusan field lama (add field,
delete field)
- Pembacaan dan
pencarian data (field atau record)
dari tabel basis data (seek, find, search,
retrieve).
- Peng-update-an dan
peng-edit-an data yang terdapat di dalam tabel basis data (update record atau edit record)
- Penghapusan (beserta
mengkonsolidasikannya) data (record)
dari suatu table basis data (delete
record, zap, pack)
- Membuat indeks untuk
setiap tabel basis data.
b)
Perluasan operasi-operasi basis data :
- Fungsionalitas
pembacaan & penulisan tabel-tabel basis data ke dalam sistem basis data
yang lain (export dan import)
- Fungsionalitas untuk
berkomunikasi dengan sistem basis data yang lain (misalkan dengan menggunakan
driver ODBC atau protokol-protokol client-server yang lainnya)
- Penggunaan
kalimat-kalimat bahasa standard SQL (structured
query language) yang terdapat di dalam sistem-sistem basis data.
Operasi-operasi atau
fungsi analisis lain yang sudah rutin digunakan di dalam sistem basis data.
Sementara itu, fungsi-fungsi analisis spasial antara lain terdiri : (Eddy Prahasta 2009)
a)
Klasifikasi (reclassify)
: mengklasifikasikan kembali suatu data hingga menjadi data spasial baru
berdasarkan criteria (atribut) tertentu.
b)
Network atau jaringan :
fungsionalitas ini merujuk data spasial titik-titik atau garis-garis sebagai
jaringan yang tidak terpisahkan.
c)
Overlay : fungsionalitas ini
menghasilkan layer data spasial baru yang merupakan hasil kombinasi dari
minimal dua layer yang menjadi masukkannya.
d)
Buffering : fungsi ini akan
menghasilkan layer spasial baru yang berbentuk polygon dengan jarak tertentu
dari unsur-unsur spasial yang menjadi masukkannya.
e)
3D analysis : fungsi ini terdiri
dari sub-sub fungsi yang terkait dengan presentasi data spasial di dalam ruang
3 dimensi (permukaan dijital)
f)
Digital image
processing : pada fungsionalitas ini, nilai atau intensitas dianggap sebagai
fungsi sebaran (spasial).
g)
Dan masih banyak fungsi-fungsi analisis spasial detail lainnya
yang umum dan secara rutin digunakan di dalam SIG.